Rabu, 26 Oktober 2011

Kelas x Smt 1, Kompetensi Dasar : Memahami informasi tertulis dalam berbagai bentuk teks

A. Mengindentikasi Sumber Informasi dengan Teknik Membaca Cepat

            Sumber informasi terdiri atas sumber informasi yang berbentuk media cetak, media elektronik, dan langsung dari narasumber.  Sumber informasi yang berbentuk media cetak, contohnya buku-buku, koran, majalah, tabloid, arsip, surat, dokumen, dan lain-lain. Media elektronik seperti radio, televisi, kaset VCD atau DVD ilmu pengetahuan, dan lain-lain.  Sumber informasi dari narasumber, misalnya hasil wawancara, pidato, diskusi, seminar, dan lain sebagainya.
            Sumber informasi dari media cetak ataupun media elektronik merupakan sumber yang tidak langsung sebab kita tidak berhubungan langsung dengan narasumbernya. Untuk menjadikan sebuah informasi yang berasal dari media cetak atau elektronik yang berbentuk tulisan,  kita harus mengatahui atau mengindentikasi sumber informasi tersebut.
            Apa, siapa, kapan informasi tersebut dibuat atau ditulis. Jika berbentuk uraian peristiwa, dari mana dan kapan peristiwa itu terjadi. Setidaknya saat kita membaca sebuah teks tertulis, kita tahu indentitas sumber bacaan yang kita baca atau ketika kita menguraikan sebuah informasi yang kita peroleh, kita dapat menjelaskan dari mana dan oleh siapa kita dapatkan informasi tersebut. Khusus untuk teks tertulis, seseorang dapat mencari atau mengindentikasi sumber tertulis tersebut dengan cara membaca memindai (scanning). Bila berbentuk buku, yang perlu kita ketahui adalah  apa judul buku, siapa pengarangnya, siapa penerbitnya, kapan diterbitkan, di mana diterbitkan, dan cetakan ke berapa. Biasanya hal-hal yang berkaitan dengan indentitas buku dituliskan di halaman muka setelah judul. Anda dapat mencarinya di halaman tersebut.
            Bila berbentuk teks berita di koran, Anda dapat mengetahuinya di halaman muka. Di tempat itu terdapat penjelasan tentang nama koran, hari dan tanggal kapan dicetak atau diedarkan, tapi jika yang Anda dapatkan hanya sepotong berita atau bagian koran yang tidak utuh, Anda dapat mencarinya pada uraian hasil liputan beritanya. Dalam uraian berita di koran, penyampai berita akan menulis kapan peristiwa tersebut diliput atau terjadi, misalnya tertulis (17/6), maksudnya peristiwa itu terjadi tanggal 17 bulan Juni. Biasanya peliputan dengan penyajian berita di koran hanya selisih satu hari. Apabila berita tersebut diliput tanggal 17 berarti koran yang Anda baca tertanggal hari berikutnya yaitu, 18 Juni dengan tahun yang sama. Selanjutnya keterangan tentang penulis atau penyusun berita pada surat kabar ternama sering dicantumkan di bagian akhir uraian berita ditulis di dalam kurung berupa singkatan nama atau nama pendek penulisnya.  
            Informasi yang berasal dari uraian berbentuk artikel yang terdapat di ruang khusus atau rubrik pada sebuah majalah, indentitas sumbernya dapat dicari di bagian bawah atau atas halaman. Biasanya tertera nama majalah, tanggal, bulan, dan tahun dicetak atau diterbitkan bahkan tertulis pula edisinya.
            Untuk informasi dari internet, sumbernya biasanya dalam bentuk alamat web (jaringan) seperti : www.Google.com.,www. Yahoo.com. dan lain-lain tertulis dalam komputer http ://www.google.com, http ://www.yahoo.com. www.smk-dki.com, dan lain sebagainya. Pada alamat web tersebut, kalian dapat menjelajah situs-situs atau ruang informasi yang terdapat di dalamnya.
B. Mengindentikasi Jenis Teks Tertulis
            Sebagai penulis, seseorang dapat mengembangkan ide, gagasan, konsep, maupun fakta dengan berbagai cara. Dapat berupa penceritaan atau pengisahan, pemaparan, bahkan bersifat memengaruhi pembaca. Semua jenis uraian tersebut bergantung pada cara memperoleh data dan tujuan penulisan. Sebuah tulisan dapat berbentuk laporan perjalanan, hasil pengamatan, sebuah tips melakukan sesuatu, tajuk rencana, dan bentuk promosi iklan, dan sebagainya. Secara umum, bentuk tulisan atau karangan terbagi menjadi lima jenis, yaitu: narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
            Kita dapat mengindentikasi jenis tulisan dengan membaca cepat serta memahami ciri tulisan masing-masing jenis. Tulisan berjenis narasi adalah  tulisan yang berupa rangkaian peristiwa yang berlangsung pada waktu tertentu. Dari segi sifatnya, narasi terdiri atas narasi ekspositoris, narasi imajinatif, atau sugestif.  Narasi ekspositoris contohnya: laporan perjalanan, kisah biogra, atau autobiogra.  Narasi imajinatif contohnya: cerpen, novel, atau cerita bersambung.
            Tulisan berjenis deskripsi ialah tulisan yang berisi gambaran suatu objek sebagai hasil pengamatan penulisnya dan dijelaskan secara objektif agar pembaca dapat merasakan citraan terhadap objek sebagaimana penulisnya. Contoh karangan deskripsi, yaitu deskripsi tempat, deskripsi orang, dan deskripsi suasana.
            Tulisan berjenis eksposisi ialah tulisan atau karangan yang memaparkan serta menjelaskan tentang suatu hal. Tujuannya agar pembaca bertambah wawasan dan pengetahuan. Contoh tulisan eksposisi, yaitu tulisan tentang cara merawat wajah, langkah-langkah membaca efektif, dan lain sebagainya.Tulisan berjenis argumentasi ialah tulisan atau karangan yang berisi pendapat pengarang mengenai suatu hal dengan disertai berbagai alasan serta bukti-bukti pendukung yang masuk akal. Tulisan argumentasi bertujuan memengaruhi atau meyakinkan pembaca terhadap apa yang menjadi pendirian atau pendapat pengarang. Contoh jenis karangan argumentasi ialah tajuk rencana, artikel, karangan ilmiah, dan sebagainya.
            Tulisan berjenis persuasi ialah tulisan atau karangan yang mengutarakan pendapat disertai bukti-bukti yang kuat dengan tujuan mengajak, membujuk, menghimbau, atau memengaruhi pembaca agar melakukan tindakan sesuai dengan yang diharapkan penulis. Jenis karangan persuasif dapat dilihat pada tulisan yang bersifat propaganda, iklan, dan sebagainya.


 C.  Teknik Membuat Catatan
            Pada saat membaca, banyak hal yang kemudian diketahui pembaca dari bacaan yang dibacanya. Hal yang diketahui tersebut dapat bersifat tidak penting dapat juga penting. Informasi penting yang didapatkan dari sebuah bacaan tentu sayang jika dilewatkan begitu saja, apalagi hal tersebut berguna bagi pembaca di saat sekarang atau masa akan datang atau dalam rangka membuat tulisan lain. Jika sulit untuk diingat, jalan satu-satunya harus dicatat. Mencatat informasi dari sebuah sumber atau bacaan gunanya
adalah:
(1)  mendokumentasikan hal-hal penting yang bermanfaat suatu saat,
(2)  mengumpulkan informasi untuk bahan penulisan,
(3)  memudahkan mengingat kembali, dan
(4)  sebagai bahan kutipan dalam karangan ilmiah.
Hal-hal yang perlu dicatat dan dijadikan bahan catatan, yaitu sebagai berikut.
(1)  ide pokok atau gagasan sentral setiap paragraf.
(2)  informasi penting dan menarik untuk diketahui atau diingat.
(3)  kata/frasa/kalimat yang merupakan kata kunci yang bermakna luas atau dalam, misalnya kata–kata nasihat, moto kehidupan, dan lain sebagainya.
(4)  pendapat atau asumsi mengenai sesuatu.
(5)  detail atau fakta-fakta hasil survei atau penelitian ilmiah.
(6) pemikiran, cara, atau metode baru serta tanggapan atau jalan keluar sebuah persoalan.
            Dalam catatan, jangan lupa mencantumkan indentitas sumber informasi atau bahan bacaan tempat didapatkannya hal-hal yang dicatat. Catatan tentang sumber dapat berbentuk catatan kaki atau catatan perut. Hal-hal yang dicatat pada catatan kaki, yaitu: nama penulis atau pengarang (tidak dibalik), judul buku, tempat diterbitkan, dan nama penerbit serta tahun terbitan ditulis di dalam kurung, kemudian sertakan nomor halaman tempat informasi yang dicatat berada. Dalam karangan ilmiah catatan kaki ditulis pada bagian bawah halaman, diberi ruangan khusus. Catatan kaki memberi keterangan sebuah kutipan pada karangan ilmiah.
Contoh penulisan catatan kaki
-         Abdul  Chaer,  Pengantar Semantik Bahasa Indonesia (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002). hlm. 37.
Catatan dapat berbentuk catatan perut  jika sumber informasi yang harus ditulis cukup banyak. Catatan perut lebih singkat, hanya berisi keterangan nama pengarang (biasanya diambil nama belakangnya), diambil nama depan kemudian tahun terbit dan halaman. Namun pencatat harus dapat memahami sumber lengkap dari catatan perut yang ditulis. Sesuai namanya, catatan perut ditulis setelah sebuah pendapat dikutip. Tidak ada ruangan khusus seperti catatan kaki.
Contoh penulisan catatan perut:
            -  -------------------------------------------------(Chaer, 2002: 37)
            Bagaimana cara mencatat hal-hal atau informasi yang penting?  Banyak orang yang tak mau repot membuat catatan khusus bagi hal yang dianggap perlu dicatat saat membaca sumber informasi. Seseorang mungkin dapat dengan rela mencatatnya di dalam buku bacaan tersebut, memberi tanda khusus, menggarisbawahi atau menstabilo. Namun, di samping akan membuat buku kurang bersih, juga tak semua buku dapat dicoret karena
bukan milik sendiri, misalnya. Ada cara yang aman dan dianjurkan untuk membuat catatan terhadap informasi penting tanpa harus mencoret buku yang bersangkutan, yaitu sebagai berikut :
(1) Menyediakan buku khusus untuk catatan.
(2) Menyediakan lembaran le untuk mencatat yang akan dijadikan satu dalam map  le.
(3) Membuat kartu catatan (note card) dengan ukuran 10 x 15 cm. Segala hal yang ingin dicatat, akan ditulis pada lembaran kartu tersebut. Penggunaan kartu sering dilakukan oleh mahasiswa dan kalangan peneliti.
Contoh kartu catatan:
-   Sastra 
-   Apresiasi adalah pengenalan suatu nilai terhadap nilai yang lebih tinggi.
-   Ada di halaman 234.  Teori Sastra.
Kelebihan sistem kartu, yaitu:
(1)   mudah diatur berdasarkan kelompok masalah atau tema,
(2)   mudah menambahkan gagasan baru atau informasi baru,
(3)   satu kartu berisi satu topik atau gagasan,
(4)   dapat dibuat variasi warna kartu, misalnya untuk topik hukum warna ungu; ekonomi, warna kuning; sastra, warna biru.
Kekurangannya adalah mudah tercecer atau tercampur baur jika tidak rapi menyimpan atau mengelolanya. Namun, hal itu dapat diatasi dengan menyediakan map atau kotak penyimpanan khusus sesuai dengan kategori atau kelompok warna tertentu.



D. Ciri Penanda Masalah, Gaya Tulisan, Fakta, Opini Proses, dan Hasil yang Terdapat  dalam Teks.
            Teknik dan cara membuat catatan juga dapat dipergunakan untuk menelaah sebuah teks yang di dalamnya terdapat uraian tentang suatu permasalahan. Uraian ini didukung oleh berbagai fakta dan opini serta penggambaran mengenai proses dan hasil yang diperoleh. Wacana atau teks seperti ini tentu sering dijumpai pada wacana berita. Wacana berita yang ada di dalam media cetak surat kabar atau majalah, acap memberi penjelasan tentang adanya masalah baik yang terjadi di sekitar masyarakat maupun pada tataran dunia. Berita tak dibuat jika tak ada masalah yang perlu diberitakan.

1. Gaya Bahasa
            Anda pun tahu bagaimana koran menguraikan sebuah berita, pasti berbeda gaya tulisannya dengan tulisan tentang hukum, agama, ilmu pengetahuan alam, dan sebagainya. Masing-masing punya ragam bahasanya yang disebut  laras bahasa. Laras bahasa koran bersifat  lugas, apa adanya, dan kadang memakai kata-kata yang tak lengkap, seperti ada pengurangan pada imbuhan tertentu untuk sebuah bentukan kata. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan menghemat ruangan pada kolom berita di koran.     
            Dalam uraian berita, juga terdapat penjelasan tentang proses melakukan sesuatu dan hasilnya. Misalnya, pada operasi razia barang bajakan yang dilakukan oleh polisi disebutkan bagaimana operasi berlangsung dan hasilnya. Juga pada berita kriminal mengenai operasi penggerebekan markas penjahat dan akan disebutkan hasilnya. Uraian proses biasanya ditandai oleh adanya tahapan waktu yang menunjukkan keberlangsungan kegiatan. Proses waktu ini ditandai dengan penggunaan kata hubung waktu, misalnya kemudian, lalu, setelah itu, atau selanjutnya. Untuk bentukan katanya menggunakan imbuhan  pe--an, seperti  penantian,  penyerbuan, pengamatan. Penjelasan mengenai hasil biasanya ditunjukkan oleh kalimat yang menggunakan kata berakhiran -an, misalnya rampokan, sitaan, bajakan, serbuan.
Berikut ini contoh wacana berita dan perinciannya:
                                                Gubuk Kali Opak Bakal Dibongkar.
            Ratusan gubuk di bantaran Kali Jelakeng dan Opak, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, segera ditertibkan. Penertiban dilakukan selambat-lambatnya Oktober mendatang.
            Bangunan pedagang di bantaran kali tersebut dinilai melanggar Perda No. 11/1988 tentang Ketertiban Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta. Selain itu, penertiban ini juga untuk mendukung program revitalisasi kota tua. “Keberadaan bangunan itu mengganggu keindahan dan kelancaran lalu lintas serta kenyamanan pejalan kaki,” kata Kepala Sudin Tramtib dan Linmas Jakbar, Abidin Mustofa.
            Untuk itu ujar Abidin, pihaknya memberikan waktu sekitar lima bulan kepada pedagang  untuk mempersiapkan kepindahannya ke beberapa pasar  seperti Pasar Slipi (147 kios), Pasar Glodok (144 kios), dan Pasar Pagi ( 288 kios).
            Jika sampai batas waktu tidak dipenuhi, Pemkot akan melakukan penertiban paksa. “Sebelum ditertibkan, para pedagang terlebih dahulu diberikan peringatan sesuai prosedur yang berlaku  saat ini. Setelah itu baru dibongkar,” ucapnya.
        (Sumber: Nonstop, 18 Mei 2007)
2. Penanda Masalah    
            Masalah yang diungkapkan dalam berita tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Banyaknya bangunan atau gubuk di sepanjang bantaran kali Jelakeng dan Opak, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
(2) Ratusan bangunan di bantaran kali akan ditertibkan oleh  Pemkot setempat selambatnya bulan Oktober.
(3) Ratusan bangunan itu dinilai melanggar Perda No. 11/1988 tentang ketertiban Umum di wilayah Provinsi  DKI Jakarta.
3.  Fakta dan Opini
            Fakta yang terdapat dalam wacana berita di atas adalah sebagai berikut.
(1) Terdapat ratusan gubuk pedagang di Bantaran Kali Jelakeng dan Opak, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat.
(2)  Pemkot memberikan waktu sekitar lima bulan kepada pedagang  untuk pindah ke beberapa pasar seperti Pasar Slipi ( 147 kios), Pasar Glodok (144 kios), dan Pasar Pagi (288 kios).
(3)  Pemkot memberikan peringatan kepada pemilik bangunan sebelum ditertibkan.
           
            Opini yang terdapat dalam wacana berita di atas ialah sebagai berikut.
(1) Keberadaan bangunan itu dinilai melanggar Perda tentang Ketertiban Umum di wilayah Provinsi DKI Jakarta.
(2) Keberadaan bangunan di bantaran Kali Jelakeng dan Opak dianggap mengganggu keindahan dan kelancaran lalu lintas serta kenyamanan pejalan kaki.
4.   Kalimat yang Menyatakan Proses dan Hasil
            Kalimat proses pada wacana berita di atas adalah
Penertiban dilakukan selambat-lambatnya Oktober mendatang. 
Penertiban artinya proses menertibkan.
Kalimat yang menyatakan hasil pada wacana berita di atas adalah
Bangunan pedagang di bantaran kali tersebut dinilai melanggar Perda.
Bangunan artinya hasil membangun.
E. Membaca Grak, Tabel, dan Bentuk Informasi     Nonverbal Lainnya.
            Banyaknya bentuk visual seperti grak, tabel, bagan, dan sejenisnya yang memenuhi ruang atau kolom tulisan baik di koran maupun rubrik-rubrik artikel membuat hidup uraian atau penjelasan. Jika dahulu model gambar atau bentuk nonverbal hanya digunakan untuk uraian bertema ekonomi, statistik, dan kependudukan, sekarang bentuk-bentuk nonverbal tersebut dianggap merupakan sarana yang lebih efektif dalam mengungkapkan fakta-fakta dan lebih menarik dari sekadar kata-kata.
            Penggunaan bentuk nonverbal dalam berbagai karangan seperti laporan jurnalisme, makalah, teks untuk persentase, artikel surat kabar, ulasan hukum, ekonomi, sosial,  selebaran promosi, atau iklan menuntut para pembaca untuk lebih terampil membaca bentuk-bentuk nonverbal tersebut. Grak, tabel, bagan, matriks, dan sejenisnya harus dapat dibaca dengan cara pemindaian (scanning) karena berisi pola-pola atau lambang-lambang berupa garis, titik, kolom , sel, substitusi, dan sebagainya yang menandakan suatu perkembangan atau penurunan, jumlah data-data hasil dan lain-lain yang perlu pengamatan yang cermat. Pada saat membaca gambar-gambar tersebut, pembaca minimal harus mendapatkan  pengertian secara umum  dari tampilan visual tersebut. Jika sudah mengetahui gambaran umumnya, akan mudah memahami maksud rinciannya.
            Berikut langkah-langkah membaca grak, tabel, diagram, peta, dan sebagainya.
 1. Bacalah judulnya. Langkah pertama ini merupakan langkah penting, resapkan isi judul grak, tabel, diagram, atau peta yang dihadapi karena judul ini memberikan ringkasan yang padat tentang informasi yang akan disampaikan.
2.  Bacalah informasi yang ada di atas, di bawah, atau di sisinya. Informasi yang ada merupakan kunci penjelasan tentang materi yang disajikan. Informasi tersebut dapat berupa urutan tahun, persentase, dan angka-angka.
3.   Ajukan pertanyaan tentang tujuan grak, peta, tabel, atau digram tersebut. Anda dapat mengetahui tujuan itu dengan mengubah judulnya menjadi pertanyaan: di mana, seberapa banyak, bagaimana terjadi dan jawabannya ada pada grak, tabel, diagram, dan peta tersebut.
4. Bacalah grak, tabel, diagram, atau peta itu. Sementara membacanya secara menyeluruh, tetaplah ingat akan maksud dan tujuannya, dan dapatkan keterangannya dalam informasi yang disajikan di sana.
F.  Membuat  Simpulan
            Simpulan adalah uraian padat yang berisi intisari atau saripati dari informasi sumbernya. Simpulan  dapat berisi penafsiran atau penilaian dari pembuat simpulan. Kesimpulan dapat diuraikan secara deduktif yaitu penjelasan dari hal umum ke hal khusus, atau secara induktif yaitu dari hal khusus ke hal bersifat umum. Simpulan harus singkat, padat, dan lugas.
Contoh simpulan deduktif:
            Penggunaan internet di kalangan remaja mempunyai dampak positif dan negatif.  Dampak positifnya adalah berbagai informasi yang sifatnya memperluas wawasan, dapat diakses para remaja di luar jam sekolah. Dampak negatifnya adalah informasi tentang pornogra, kekerasan, rasialisme, perjudian, serta berita-berita menyesatkan sangat mudah diakses oleh mereka.
Contoh simpulan induktif:
            Dari internet, para remaja begitu mudah mengakses informasi tentang pornogra, kekerasan, rasialisme, perjudian, serta berita-berita menyesatkan. Namun di samping itu, mereka juga dapat mendapatkan informasi yang dapat menambah wawasan di luar jam sekolah. Penggunaan internet di kalangan remaja memang mempunyai dampak positif dan negatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar